Sering menang dalam lomba desain busana membuat Gabriel Evania Sutanto memberanikan diri membuka butik. Dia juga terpilih sebagai desainer busana pribadi penyanyi Agnes Monica
Tak perlu menunggu tua untuk menjadi pengusaha sukses. Kalau bisa diraih di usia muda, kenapa diperlambat? Itulah yang ada di benak Gabriel Evania Sutanto ketika memutuskan terjun ke dunia usaha di usia belia. Sejak masih kanak-kanak perempuan cantik ini memang senang menggambar dan bakatnya ini makin terasah ketika dia duduk dibangku sekolah menengah atas karena dia mengikuti les desain.
Ya, ketika remaja usianya lebih banyak bermain dengan teman sebaya untuk hang out di berbagai mal atau tempat kongkow, gadis yang akrab dipanggil Eva ini malah mengambil arah yang bertolak belakang dengan teman-temannya, yakni ikut kursus desain busana. Sesekali ketika ada event lomba desain baju, gadis kelahiran Surabaya, 21 Desember 1990 ini menjajal kemampuannya dengan mendaftar sebagai peserta “Dulu ada salah satu koran nasional yang memberikan ruang buat mengirimkan hasil rancangan dan desain saya sering termuat disana”ungkapnya.
Karena desain buatannya sering terpilih sebagai pemenang akhirnya Eva merasa memiliki kepercayaan diri untuk terjun ke dunia desain dengan memilih melanjutkan sekolahnya ke Arva School of Fashion. Pilihannya jatuh pada Arva School dan tidak ke perguruan tinggi seperti Unair maupun PTN lain karena di Arva memiliki standar Internasional dan fokus terhadap fesyen.“Saya memilih Arva karena waktunya lebih cepat,”terangnya.
Pilihannya untuk bersekolah di Arva School of Fashion ternyata tepat karena sejak bersekolah di sini bakat desain yang dimilikinya makin berkembang ini terbukti dengan seringnya ia memenangi beberapa perlombaan mulai dari Second prize in Re-desaint Emba Jeans competition sampai memenangi perlombaan bergengsi di Surabaya yaitu Surabaya Fashion Desainer Award. Tidak hanya itu Eva juga menyandang predikat siswa terbaik Arva School of Desain di tahun 2010.
“Beberapa lomba sering saya ikuti dan yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika memenangi Surabaya Fashion Desainer Award karena hadiahnya adalah beasiswa bersekolah di LASAL free selama 2 tahun,”tambahnya.
Desainer Agnes Monica
Walaupun Eva sangat bahagia karena bisa memenangi perlombaan dan berkesempatan sekolah di LASAL namun ia memilih membuang kesempatan itu karena bertepatan dengan itu Eva juga diterima oleh artis Agnes Monica sebagai salah satu desainer pribadinya.
“Saya memutuskan untuk membuang sekolah di LASAL karena waktu itu Agnes Monica ternyata menerima saya sebagai salah satu desainer pribadinya. Kesempatan bekerja bersama Agnes khan tidak mungkin saya dapatkan lagi, toh saya juga sudah sekolah desain di Arva jadi rasanya akan mengulang jika saya ambil LASAL,”papar perempuan yang suka warna putih ini.
Bagi Eva, ujung dari sekolah itu adalah kerja karena itulah dia memutuskan untuk langsung menerima tawaran menjadi desainer salah satu juri Indonesian Idol itu. Sementara itu, ketika ditanya kenapa akhirnya Eva memilih menjadi desainer sebagai cita-cita, jawabannya simple. Karena selain sudah telanjur ‘jatuh cinta’ dengan bidang ini, dari aspek peluang usaha prospeknya lumayan cerah di Indonesia. “Selain karena memang mencintai fashion bagi saya peluang usaha di bidang ini cukup menjanjikan”kata perempuan yang pernah berkunjung ke Amerika ini.
Saat ini perempuan kelahiran 22 tahun ini telah memiliki butik dengan branded sendiri Bonne Chance di rumahnya. Bahkan dia sudah berancang-ancang mengepakkan sayap bisnisnya ke negara tetangga. Singapura, tempat yang dipilih Eva untuk melebarkan bisnisnya tersebut. Untuk nama Eva memilih kata Bonne Chance yang berati dalam bahasa Prancis artinya ‘sukses’. “Saya memilih nama itu dengan harapan bisa sukses sampai ke Prancis,”ungkapnya.
Butik yang dibuka di rumahnya ini mulai dirintisnya pada tanggal 11 bulan 11 di tahun 2011 dengan interior klasik dominasi warna coklat dan putih. Untuk usia, bisnis yang digelutinya ini memang tergolong masih baru. Namun jangan salah, karena dalam sehari dia bisa mengantongi uang Rp 3 juta’an. Untuk omset perbulannya bisa mencapai 2 digit loh “Kalau pe rbulan lumayan juga sih untuk ukuran baru seperti saya,”tambah Evania.
Promosi lewat getok tular
Sementara untuk pemasarannya Evania masih menggunakan cara getok tular (dari mulut ke mulut). Jadi masih konvensional. Toh cara ini dinilainya cukup efektif, terbukti pesanan tiap bulannya naik. Terakhir kali ada anggota DPRD yang memesan baju kepadanya 6 potong sekaligus untuk acara keluarga “Untuk langganan lumayan sih, kadang Yovita Lesmana juga sering beli di sini”ujar perempuan yang memilih rumah produksinya di Malang ini.
Seperti diketahui bersama, pasar fashion memang tak pernah mati karena selalu berkembang mengikuti kemajuan zaman. Di Indonesia konsumsi dalam bidang fashion selalu naik setiap tahunnya. Namun seiring dengan peningkatan konsumsi, juga muncul banyak beragam butik, jadi sebagai wirausaha muda Eva mensiasatinya dengan trik promosi yang berbeda
“Sekarang banyak juga sih butik bertebaran di sini, namun saya lebih ingin membangun brand saya sendiri, jadi bukan butiknya. Jadi bisa banyak kerjasama dengan orang lain”papar perempuan yang suka berjam-jam di depan Laptop ini.
Untuk mengatasi persaingan di dunia fashion, Eva berani memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menemani customernya berbelanja kain bersama “Umumnya desainer itu khan mengambil keuntungan di kainnya, biar pelanggan lebih percaya saya sering menemani mereka berbelanja kain, jadi bukan saya yang membelikannya”ungkap sulung dari 3 bersaudara ini.
Selain itu kualitas jahitan dan bahan juga diperhatikan betul oleh Eva untuk lebih memuaskan pelanggan “Branded buatan saya memperhatikan kualitas jahitannya, apakah rapi atau tidak? saya tidak mau memberikan barang yang tidak berkualitas ke pelanggan, jadi jika memilih kainpun dengan kualitas yang bagus”tambah Evania.
Sementara untuk harga perempuan yang pernah menjadi desainer pribadi Agnes Monica ini membandrol produknya dengan harga 320-500 per potong untuk pakaian anak, dan antara Rp 1 juta ke atas untuk busana orang dewasa “Kalau harga biasanya tergantung, namun untuk baju anak biasanya Rp 250 ke atas,”ungkapnya.
Karena harganya yang terjangkau dengan kualitas Internasional maka tak heran jika desain buatan Eva laris manis, dalam sebulan saja ada sekitar 40 pemesan itupun masih banyak customer lain yang antri untuk memesan “Kadang saya memang menolak beberapa pesanan jika terlalu banyak, saya takut tidak jadi dan mengecewakan pelanggan jadi biasanya saya jujur jika sudah menumpuk ya saya bilang apa adanya”kata perempuan yang sangat energik ini.
Selama ini Eva memang terkenal sebagai perempuan muda yang energik dan pekerja keras, ketika melakukan pekerjaan dia tak pernah setengah-setengah namun selalu total “Eva itu orangnya pekerja keras, seringkali saya sampai harus mengingatkan untuk jangan menerima semua pesanan khawatir tidak jadi, dia khan pasti capek juga soalnya semua pekerjaan dia yang lakukan sendiri mulai dari desain, membeli material sampai pembukuan semua dikerjakan sendiri”ungkap ibunya.m5
Bekerja Bersama Agnes Monica
Menjadi desainer pribadi artis yang sudah terkenal di kancah internasional tentu memberikan kebanggaan tersendiri. Apalagi untuk mendapatkan posisi itu tidaklah mudah, dia harus menyisihkan ratusan pesaing dari kontestan seluruh Indonesia.
Kerjasamanya dengan artis berwajah oriental itu berlangsung sejak bulan Oktober 2010. Bermula dari keikutsertaannya mengikuti audisi terbuka yang dilakukan oleh Agnes untuk mencari desainer pribadi “Saya sebenarnya waktu itu belum lulus sekolah di Arva. Jadi para pelamar lainnya bawa sertifikat Internasional sementara saya cuma bawa nilai raport saya”kelakar Eva.
Tanpa disangka, dari ratusan pendaftar yang berasal dari seluruh indonesia dengan latar belakang lulusan luar negeri itu justru pilihan Agnes jatuh ke Eva. Bahkan penyanyi yang pernah menjalin kasih dengan host Indonesian Idol, Daniel Mananta itu bersedia menunggu Eva hingga lulus dari Arva dulu. “Saya waktu itu belum lulus, masih kurang 3 bulan lagi,”ungkap perempuan yang sangat aktif ini.
Pengalaman kerjanya bersama penyanyi Indonesia yang sudah go International itu membuatnya banyak belajar soal kedisiplinan, kerja keras dan fokus. Termasuk mengetahui bahwa Agnes sangat suka dijepret dengan diam-diam.
Selama menjadi desainer pribadi, Agnes sendiri lah yang memilih rancangan busana yang dia inginkan untuk tampil. Biasanya, Eva memberi contoh beberapa rancangan, lalu Agnes yang menentukan pilihan. “Dimanapun tempatnya saya sering menggambar, seringkali Cici tidak menentukan kostumnya seperti apa namun tinggal memilih yang sudah saya tawarkan,”kata perempuan dari 3 bersaudara ini.
Kegemarannya corat-coret di kertas ini pernah mendapatkan apresiasi yang tak pernah dilupakan oleh Eva. Ketika sedang mengikuti tour dan pembuatan video clip Agnes di Amerika, Eva pernah mendapatkan tepuk tangan meriah dari semua orang yang kebetulan berada disana “Pernah ikut Agnes tour, sambil menunggu saya gambar-gambar dan tidak sadar kalau semua orang melihat saya.S setelah selesai ternyata saya mendapatkan tepuk tangan dari semua orang yang ada di sana”ungkapnya.
Apresiasi yang didapatkan Eva tidak berhenti sampai disitu karena dia juga pernah dibuatkan seorang Agnes Monica Jus di Pagi hari “Pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dengan cici salah satunya adalah ketika saya di buatkan jus”papar Eva.
Namun kerjasama yang berjalan baik tersebut harus berakhir karena Evania konsentrasi dengan usahanya sendiri. Bagaimanapun dia tidak ingin selamanya menjadi karyawan. Apalagi waktu itu Agnes Monica berencana membangun Branded sendiri dan pengerjaannya diserahkan ke Evania “Waktu itu saya merasa tidak enak karena tidak bisa memenuhi permintaan cici Agnes untuk mengurusi Branded yang akan dibangunnya. Karena memang saya ingin punya branded sendiri,”ungkap Evania.m5
Biografi :
Nama
Tempat Tanggal Lahir
- Surabaya, 21 Desember 1990
Pendidikan Terakhir
Karakter Desain
Desainer Favorite
Prestasi :
- Runner Up Arva’s Costume Parade 2007 “Volume Version”
- Second prize in Xlent Heroes Fashion Desain Competition 2008
- Outsanding Assigment in Arva’s Custome parade 2009 “Denim and Diamonds”
- Top Ten “Brativity” Acsesories desain competition 2009
- Second prize in Re-desaint Emba Jeans competition 2009
- First Place Arva Fashion Illustration Award 2010
- First winner Surabaya Fashion Desainer Award 2010
- Best student in Arva School of Fashion 2009-2010